Aku, Kembali ke Medan Perang


Neversleepatnight.blogspot.com
Night Five



AKU, KEMBALI KE MEDAN PERANG


Once more into the fray.. Into the last good fight I’ll ever know..


Jika hidup di zaman kerajaan atau hidup di negara dimana selalu terjadi peperangan, aku jelas bukanlah seorang panglima, pemimpin pasukan atau bahkan seorang prajurit. Mungkin aku hanya berperan sebagai pesuruh yang membawakan makanan, perlengkapan pasukan atau senjata dan pakaian perang. Bisa juga sebagai penerjemah atau penggambar peta. Seperti layaknya Upham di film “Saving Private Ryan”. Aku hanyalah orang yang berperan di balik layar, tak punya keberanian dan kemampuan maju di barisan depan. Aku memang bukan ksatria atau hero, aku hanyalah seseorang bernama Hishigi Ryuuji.

Berada di medan yang berat dan berbahaya bukanlah hal yang kuinginkan. Aku tak tahu bisakah bertahan hidup dimana hanya ada dua pilihan, bertarung atau mati. Aku jelas belum ingin mati, tetapi bertarung adalah pilihan sulit. Memasuki medan seperti itu dan meninggalkan zona nyaman jelaslah butuh keberanian, kepercayaan, dukungan dan kemampuan. Aku tak tahu jika aku memiliki kemampuan, yang jelas ketiga hal yang lain sedang tak kumiliki.

Seringkali ketika semangatku sedang memuncak, masalah lain yang benar-benar tidak mendukung menghancurkan harapan dan keberanianku. Putus asa dan menyerah adalah hal yang terjadi berikutnya. Kadang aku menjadi tak peduli apa yang akan terjadi berikutnya, apa yang akan menimpaku setelah menyerah pada keadaan yang menyiksa dan butuh perjuangan sangat berat. Aku juga bisa memaklumi Diaz di film the Grey yang memilih tidak meneruskan perjuangannya bertahan hidup di hutan dingin yang penuh serigala liar. Dia lelah dengan rasa dingin yang menusuk dan serigala yang haus darah, aku pun lelah dengan semua masalah yang terjadi, walaupun sudah kucoba hadapi dan selesaikan semua yang menghalangi perjalanan ini. Ketika aku tak memiliki keberanian, tak ada yang mendorongku maju ke depan dan berkata, “Be brave, loser! Fight for yourself, fight for everyone!”. Ketika krisis kepercayaan diri menghampiri, tak ada yang menenangkanku dan berkata, “Everything will be alright”. Saat butuh pertolongan, tak ada yang mengulurkan tangannya dan berbisik ke padaku, “I will be on your side”. Dan saat aku butuh kemampuan untuk maju ke depan, tak ada yang mengajariku bagaimana mengalahkan lawan. Jadi mungkin tak ada salahnya aku mundur dari peperangan.

Tapi ketika aku melihat sosok orang-orang yang sama-sama berjuang, di medan pertempuran mereka masing-masing, aku berpikir, “kenapa mereka tak menyerah saja?”. Sosok ayahku yang berjuang menyekolahkan adikku di sekolah yang mahal setelah bencana itu datang, yang berkata, “semua baik-baik saja, aku masih mampu”, walaupun ia menderita penyakit yang mematikan dan usahanya terseak-seok. Juga sosok orang tua cacat yang bekerja memulung sampah di malam hari dengan pakaian, yang pernah kujumpai di warung kecil yang masih buka di tengah malam, ia lebih memilih hidup seperti itu dari pada menyerah dan menunggu bantuan orang lain.

Sosok-sosok fiktif yang kujumpai di film, manga atau anime juga berjuang menghadapi kenyataan. Sosok Ottway di film The Grey yang mencoba bertahan hidup sampai akhir dimana ia bertarung dengan serigala Alpha, pemimpin para serigala, sambil membaca puisi ayahnya. Sosok Takagi Akito dan Mashiro Moritaka yang tetap berjuang menjadi komikus terkenal meski berkali-kali gagal dan harus berlatih tiap hari. Saat melihat sosok itu, sosok yang berkali-kali gagal ataupun lelah berjuang, tetapi tak keluar dari medan perang dan terus melangkah kaki sejauh mungkin menuju kemenangan, saat itu pula aku berpikir, “mungkin aku harus meniru mereka”.

Ketika hanya ada dua pilihan, bertarung atau menyerah dan mati perlahan, maka sebaiknya aku memilih terus berjuang walaupun belum tentu bisa bertahan. Meski belum tentu menang, belum tentu berhasil, belum tentu rasa lelah dan sakit ini terbayar dengan kebahagian, aku harus berjuang. Setidaknya, jika aku bertarung dan mati, aku bisa berkata pada diriku sendiri, “engkau telah berjuang dengan gagah berani sampai akhir”.

Aku tak mau menyerah, demi diriku dan demi semua orang yang kusayangi. Demi semua kenangan, demi kehidupan yang kujalani,  demi perih yang kurasakan dan demi indahnya harapan.
Because all of the facts of your life, whatever they might be, make you want that next minute more than the last. Make you fight for it.

Aku tak tahu apakah semangatku ini akan redup lagi ketika masalah lain datang. Yang jelas, sekarang, Aku harus kembali ke medan perang.


Once more into the fray.. Into the last good fight I’ll ever know..Live and die on this day..Live and die on this day..



Aku, dan Keyword Blog Ini


Neversleepatnight.blogspot.com
Night Four



AKU, DAN KEYWORD BLOG INI


Bisakah kau menemukanku?


Ini akan menjadi tulisan Hishigi Ryuuji yang ke empat dan akan menjadi salah satu tulisannnya yang tidak bermutu. Siapa Hishigi Ryuuji? Aku!

Meski aku cukup menyukai angka empat karena berkaitan dengan mantan kelasku dulu di SMA(IPA 4) tapi itu tak ada hubungannya dengan salah satu tulisan tak bermutu ini. Apa? Ya, aku tahu! Aku memang tak pernah membuat satupun tulisan bermutu di blog ini, jadi  kalau kukatakan ini adalah salah satu tulisan takbermutu di blog ini, maka tak salah bukan?

Aku hanya sedang berpikir, setiap kali membuat blog, aku selalu berpikir keyword apa saja yang paling sesuai agar mudah dicari. Well, karena blog ini adalah “personal blog” dan berisi hal-hal takpenting dan bersifat “personal pula”, maka aku tak begitu menginginkan agar blog ini ditemukan. Bisa kembali menulis saja sudah membuatku senang. Apalagi menulis “semauku” sesuai apa yang sedang kupikirkan. Tapi tetap saja aku berpikir kira-kira kalau membutuhkan keyword, yang cocok kata-kata apa ya? Ah, langsung saja kutulis apa yang ada di pikiranku sekarang, ini dia:


Kampret, Kampret!, Kampret kau!, Ah, maksudku kelelawar, kelelawar, tidak pernah tidur di malam hari, malam, langit malam, tidur, tidur siang hari dan bangun malam hari, seperti kelelawar, kelelawar? Ya!, menulis, kelelawar bisa menulis?, menulis, menulis apa?, menulis blog, bukan kelelawar, hanya seorang pemuda yang masih belum tidur di malam hari yang menulisnya, menulis apa tadi?, tulisan, tulisan dimana?, blog, tulisan di blog, blog apa?, film, manga, anime, sepak bola, cerita atau apa?, bukan blog film, manga, anime, sepak bola atau cerita, hanya sebuah personal blog, personal blog?, ya, blog personal, milik pribadi, blog personal, milik pribadi? Iya! Personal blog!, isinya apa?, isi blog, isinya tentang diri penulis sendiri, tentang dirinya, tentang dirinya?, iya tentang dirinya, memang siapa dia?, bukan siapa-siapa, kenapa menulis?, karena ingin menulis, kenapa harus tentang dirinya?, karena ingin, memang ada yang mau membaca?, jelas tidak ada, lalu kenapa menulis, suka-suka dong mau nulis apa engga, jadi mau semaunya?, ya semaunya, terserah dia, semauku, suka-sukaku, oh! Jadi seperti “omongan suka-suka”?, ya, mau ngomong film, film, film, komik, komik, komik, manga, manga, manga, manag, anime, anime, anime, sepak bola, sepak bola, curhat, curhat, curhat, curahan hati, curahan pikiran, isi pikiran, berbagi cerita, berbagi cerita, sharing, semuanya terserah dia, apa nama blognya?, neversleepatnight.blogspot.com, never sleep at night?, iya, never sleep at night, apa dia menulis di malam hari?, menulis di malam hari, mungkin, siapa namanya?, nama blognya never sleep at night, bukan, maksudku nama penulisnya, namanya Hishigi Ryuuji, hishigi, ryuuji, hishigi ryuji?, iya, hishigi ryuuji, ryuji, atau, ryuuji, terserah, itu nama asli? Seperti nama Jepang, tidak tahu pasti, iya, hishigi ryuuji nama Jepang, seperti karakter anime, iya, sudah y, cape nulisnya, iya, oh iya, namamu siapa? sepertinya kau orang yang aneh, aku tidak aneh, tapi unik, mungkin, siapa namamu?, HISHIGI RYUUJI

Gila! Itu bukan keyword! Benarkah? Ah, sudahlah. Ini kan blog omongan suka-sukaku, jadi semuanya suka-sukaku. Mungkin aku agak sedikit aneh, ah, bukan, unik. Ahahaha.
Jadi, selesailah tulisan ke empatku.


Aku hanyalah bintang redup di antara bintang bersinar di langit. Aku adalah sebutir pasir hitam di tengah hamparan pasir putih. Bisakah kau menemukanku? Temukan aku!
Tidak, jangan temukan aku..

Aku, Ketiga Hobiku dan Mendengarkan Cerita


Neversleepatnight.blogspot.com
Night Three



AKU, KETIGA HOBIKU DAN MENDENGARKAN SEBUAH CERITA


Hey malam, bisakah kau memberitahukan angin, bintang, bulan dan rintik hujan yang turun saat ini, bahwa aku menyukai kisah-kisah mereka? Maukah kau menemaniku sebelum ku terlelap dengan sebuah cerita? Aku akan mendengarkan.. Aku akan mendengarkan.. Apapun itu.


Aku bukan Cristiano Ronaldo ataupun Lionel Messi, bukan juga komentator ESPN, tapi aku menyukai sepak bola. Aku bukan Mushishi Kisimoto, Eiichiro Oda ataupun Urasawa Naoki, bukan juga staff animation, tapi aku menyukai manga dan anime. Aku bukan Leonardo di Caprio ataupun Brad Pitt, bukan juga Stephen Spielberg ataupun Christopher Nolan, tapi aku menyukai film. Namaku Hishigi Ryuuji dan aku menyukai cerita.

Aku memiliki tiga hobi yang sangat susah kuhilangkan sejak masih SD hingga sekarang. Bukannya meredup, aku malah semakin menyukai ketiga hobiku ketika usiaku bertambah. Sepak bola, manga & anime, serta film. (Setelah kupikir-pikir dan kuhitung lagi ternyata ada empat! ahahaha..)

Aku memang bukan Messi, tapi aku menyukai berbagai hal tentang dunia sepakbola sejak kecil. Andai aku memiliki fisik dan skill yang baik, aku mungkin sudah menjadi pemain bola. Walaupun sangat jarang bermain, tapi aku seperti tak pernah berhenti mengikuti perkembangan dunia sepakbola, dari mulai menonton pertandingan, info  hasil pertandingan, kabar cedera, rumor transfer pemain, statistik, kebijakan klub atau timnas hingga berbagai hal menarik tentang pemain dan klub sepakbola. Aku memiliki banyak klub favorit di tiap liga besar eropa, mulai dari Manchester United dari EPL, Real Madrid dari Liga Spanyol, AC Milan dari Serie A, Bayern Muenchen dari Bundesliga hingga LOSC Lille Metropole dari Ligue 1. Klub yang kusebutkan pertama adalah klub yang paling kusukai dan EPL adalah liga yang paling kugemari. Saat SMA, aku bahkan mengoleksi berbagai pernak-pernik tentang sepakbola, khususnya yang berbau ManUtd. Suatu saat nanti, aku juga ingin mengunjungi Old Trafford untuk menonton pertandingan mereka. Ada beberapa yang bertanya, apa hubungannya sepakbola dan cerita? Bagiku pertandingan sepakbola adalah sebuah kisah perjuangan suatu tim untuk mencapai target mereka, kemenangan ataupun hasil imbang, meraih juara ataupun menghindari degradasi dengan taktik, skill, kerjasama dan semangat mereka. Jika tim kesayangan kalah, gagal juara atau bahkan terdegradasi, itu adalah seperti sebuah cerita dengan sad ending, dan begitu juga sebaliknya. Seringkali sebuah pertandingan berlangsung dramatis dan tak terduga, kekalahan karena gol di injury time, kekalahan karena keputusan wasit yang kontroversial, menang atas tim besar atau berhasil juara tanpa bintang ternama dan uang melimpah, itu adalah sebuah ending yang tak terduga dan membuat sepakbola menjadi menarik.

Hobiku yang kedua adalah dua hal yang berbau Jepang. Manga dan Anime. Walaupun keduanya berbeda tapi aku tak bisa memisahkan keduanya (khususnya di tulisan ini) karena saling berkaitan. Selain keduanya berasal dari Jepang, anime juga seringkali dibuat berdasarkan sebuah manga yang terlebih dulu populer. Ketika aku membaca sebuah manga yang menarik, aku juga ingin menonton animenya, begitu juga sebaliknya. Terus terang, sebagaimana aku yang menyukai sepakbola ini tapi tak bisa bermain, aku juga tak bisa menggambar sama sekali meski memiliki daya imajinasi yang lumayan. Meski begitu, aku sangat menyukai manga dan bahkan memiliki wawasan dan referensi yang cukup luas tentangnya, melebihi referensiku tentang anime. Aku menyukai manga dan anime sejak kecil. Aku tak ingat manga apa yang pertama kali kubaca dan anime pertama yang kutonton. Tapi sejak itu sudah ribuan volume manga kubaca dan hampir 800 episode anime kutonton. Aku sempat ingin menjalani hobi sebagai komikus, tapi berhubung bakat menggambarku yang nol besar (terutama gambar karakter manga) dan lingkungan di Indonesia yang kurang medukung, maka pencapaian maksimalku hanya pernah membuat skrip manga, name manga dan berbagai konsep cerita yang bisa digunakan untuk pembuatan manga. Bisa kukatakan, manga dan anime adalah hal yang membuatku penasaran tentang Jepang. Suatu saat nanti, aku ingin berkunjung ke Jepang dan melihat dunia manga dan anime dengan mataku sendiri.

Hobiku yang ketiga bukan membaca novel –meski novel jelas merupakan sebuah rangkaian cerita dan aku pernah beberapa kali membaca-, melainkan film. Mungkin bisa ditambahkan penjelasan dari ketiga hobiku, yaitu “rangkaian cerita yang mengandung visualisasi pendukung. Alasanku tak begitu menyukai novel adalah karena tak adanya visualisasi yang menghindarkanku dari rasa bosan dan lelah, meski kuakui beberapa novel mengundang perhatianku. Berbeda dengan film yang merupakan paduan dari cerita dengan penunjang audio dan visual, aku sangat menikmatinya. Bahkan dulu aku juga punya mimpi untuk menjadi seorang director ataupun screenplay writer. Berawal dari kegemaranku menonton film-film barat di televisi saat masih kanak-kanak, aku tumbuh menjadi moviegoer yang tiap minggu bahkan tiap hari tak bisa tidak menonton film. Aku selalu menonton film unggulan di bioskop jika ada teman yang mau menemani, namun aku lebih sering menonton film dari PC atau laptopku yang memang penuh dengan film. Aku sangat mencintai film Hollywood walau belakangan aku lebih sedikit terbuka unut menonton film dari berbagai negara lain. Apakah aku juga memiliki keinginan mengunjungi salah satu studio besar di Hollywood ataupun bertemu salah satu tokoh terkenal? Mungkin saja.

Ketiga hobiku yang sangat susah dihilangkan, walaupun sering kutahan demi kegiatan-kegiatan yang lebih penting. Begitu berbicara mengenai ketiga hobiku ini, aku seperti tak mau berhenti. Aku yang kadang lebih tenang dan sok cool, menjadi sangat cerewet jika sudah ngobrol tentang hobi ini. Aku memang sangat menyukai sebuah cerita, jadi jika ada seorang teman yang mau berbagi cerita tentang apa saja, biasanya aku siap untuk mendengarkan, asal tentu saja bukan gosip tentang aib orang lain, kekeke... Ah, aku sudah terlalu panjang menulis, beginilah kalau tentang hobi. Aku mungkin akan sering menulis tentang ketiga hobiku di blog ini.



Seperti mendaki awan dan terbang bersayapkan sinar imajinasi ke dunia luar dan menjelajah ke berbagai kehidupan. Melihat dan mendengar, mengalir bersama untaian kisah penuh warna.. Terima kasih Malam, untuk cerita yang kau bisikan. Aku akan terus mendengarkan ceritamu, bahkan dalam mimpiku.

Aku, Sang Kelelawar dan Tak Pernah Terlelap di Malam Hari


Neversleepatnight.blogspot.com
Night Two



AKU, SANG KELELAWAR LIAR DAN TAK PERNAH TERLELAP DI MALAM HARI


Suatu malam aku terbangun dan mendapati diriku di tengah jalan yang gelap. Bisikan angin malam yang membawakan pesan kesunyian menunggu jawaban pertanyaan dalam hati, “dimanakah aku?” Ku langkahkan kaki dan kupandang langit malam yang menyembunyikan para penghuninya, tak ada apapun.


Ini adalah kali kedua aku menulis sejak blog ini “bangkit dari kubur”. Ah, mungkin aku sudah pernah memperkenalkan diri, namaku Hishigi Ryuuji. Kau boleh memanggilku Ryuuji jika kau mau. Terserah, toh itu bukan namaku yang sesungguhnya. Bahkan kau boleh memanggilku “The Bat”, “The Dark Knight”, “The Dark Angel” atau bahkan “The President”, ahaha, maaf, itu cuma lelucon. Panggil saja aku “Ryuuji”, bukan “kampret” atau “kelelawar”.

Berbicara mengenai “Kelelawar” yang seakan-akan menjadi maskot blog ini, akan kuceritakan secara singkat mengenai kehidupanku dua tahun lalu dimana aku tak pernah bisa tidur di malam hari. Itu dimulai 3 bulan setelah aku masuk universitas. Wuuusshhh. Dan adegan flashback pun dimulai. Kekeke..

Aku tak tahu pasti awal masa sulit itu. Tapi seingatku hal itu dimulai ketika teman-teman satu kostku mulai menjadi penggemar berat film horror. Setiap malam kami –para mahasiswa yang malas belajar- mengadakan acara nonton bareng film horror di ruangan bersama, tempat yang disediakan khusus untuk ngumpul-ngumpul. Awalnya biasa saja, karena memang aku tak pernah lagi takut akan hal-hal seperti itu, tetapi entah kenapa setelah sekian minggu film-film itu terasa semakin horror saja. Apalagi saat kami menonton beberapa film sekaligus dari jam 10 malam sampai sekitar jam 2 pagi yang diakhiri dengan film Thailand berjudul “Phobia 4”. Aku tak tidur sampai jam 6 pagi. Hari berikutnya aku tak lagi mengikuti acara nonton bareng itu. Seminggu berikutnya, tak tahu mengapa aku tak bisa tidur dan merasa gelisah. Bukan karena ketakutan, bukan karena terlalu banyak minum kopi dan lain-lain, hanya gelisah. Sampai minggu berikutnya aku selalu mimpi buruk ketika aku berhasil tidur malam. Beberapa minggu kemudian aku malah seperti dihantui, dari bayangan sosok yang tak jelas sampai sosok mummi yang kulihat di film Phobia 4, walaupun aku sangat yakin itu hanya halusinasiku saja. Halusinasiku semakin menjadi-jadi, kali ini bukan hanya saja hantu, tapi hal-hal lain yang tak mungkin aku dapati di kamarku, seperti batu yang terlempar dari arah luar kamar, guncangan keras seperti gempa, bisikan-bisikan yang tak jelas dan tiba-tiba berada di tampat yang tak dikenal. Seperti mimpi, tapi dengan mata terbuka. Sampai saat kegelisahanku mencapai puncaknya, aku memutuskan untuk tak pernah mencoba tidur di malam hari. Aku selalu keluar dari kamar pada jam-jam malam dimana sebagian besar orang tengah terlelap. Dari mulai pergi ke warnet, main game, berkeliling kota, berkunjung ke tempat-tempat yang hanya buka pada malam hari, berbincang-bincang dengan orang tak dikenal, makan di tengah malam hingga semua aktivitas yang biasa kulakukan di siang hari, kulakukan pada malam hari. Setiap kali mencoba untuk tidur, aku selalu gelisah dan halusinasiku pun muncul.

Beraktivitas di malam hari dan tertidur dari siang hari membuat beberapa kegiatanku berantakan, terutama kuliah. Saat matahari terbit dimana orang-orang terbangun untuk mulai beraktivitas, aku malah tertidur dan baru terbangun sekitar jam 12 siang sampai jam 6 petang. Aku seperti terasing dari pergaulan siang hari dan menemukan kehidupan baru di malam hari. Kuliahku pada semester pertama dan semester kedua pun hancur dan tak tertolong. Dalam keadaan depresi karena tak kunjung berubah, aku berpikir agar kehidupan malamku berarti. Karena menjadi pahlawan malam seperti Batman jelas mustahil, aku melakukan hal-hal lain seperti mencoba mengerti masalah kehidupan orang lain melalui bincang-bincang atau chatting dan membantu memberikan solusi, bekerja part-time di warnet pada malam hari, hingga mempelajari hal-hal lain yang hanya bisa kulakukan di malam hari. Aku juga mulai merintis berbagai blog, salah satunya blog ini yang pada awalnya akan kuiisi dengan perjalananku di malam hari sehingga nantinya mungkin bisa kususun menjadi sebuah buku seperti novel. Walaupun hal itu kubatalkan karena terasa sulit untuk menulis dengan gaya bahasa yang kurencanakan akan kugunakan.

Well, pada akhirnya aku sembuh dari penyakit-tak-pernah-tidur-malam-ku ini setelah aku mulai dengan pendekatan secara religius di bulan Ramadhan, sehingga kelelawar liar itu menjalani malam yang penuh ibadah. Aku juga pindah dari kost lamaku dan mengontrak sebuah rumah bersama teman-teman baruku. Prestasi kuliahku pun naik dua kali lipat. Kehidupanku menjadi lebih tenang dan religius sampai masalah besar lain datang.

Aku tak berniat mengulangi masa kehidupan malamku -walaupun kini mulai susah tidur malam lagi, tapi tak separah dulu dan bukan karena rasa gelisah yang dasyhat-. Andai Kelelawar itu kembali, kuharap ia tak liar lagi. Hanya saja aku pernah berpikir andai saja bisa tidur sangat sebentar di malam hari tanpa menganggu aktivitas di siang hari, mungkin aku bisa melakukan banyak hal dalam satu hari. Well, sementara ini aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal pada diriku yang dua tahun lalu. Sayonara, Kelelawar Liar!


Tak ada pun, kecuali bintang redup di ufuk barat yang kemudian bergerak dengan cepat dan terjatuh sangat keras di tengah jalan dan menerangi jalan yang hancur itu. Hingga aku sadar, ini hanyalah mimpi. Aku harus bangun, aku harus bangun... Dan cahaya itupun membimbingku pergi untuk melihat langit-langit kamarku kembali..

Aku, Blog Ini dan Kelelawar


Neversleepatnight.blogspot.com
Night One


AKU, BLOG INI DAN KELELAWAR


Hey Malam, saat tak seorang pun mendengar suaraku, maukah kau mendengarkan ceritaku? Ketika tak seorangpun berada disisiku, akankah kau terus menemaniku seperti ini?



Namaku Hishigi Ryuuji. Ya, tentu saja, itu bukan nama asliku. Aku adalah orang indonesia asli, dan nama itu terdengar seperti, er, nama Jepang. Kenapa aku tak memakai nama asliku? Karena ini blogku, ceritaku dan karena ini dunia internet. Karena ini blogku, aturanku, semauku dan sesukaku; karena ini ceritaku, curahan hatiku, tempat mengalirnya hal-hal yang ada dalam pikiranku namun tak bisa kusampaikan ke orang lain; karena ini internet, informasi bisa tersebar luas dan lebih cepat dari apa yang bisa kita bayangkan (walaupun aku yakin apa yang kutulis bukanlah sesuatu yang buruk dan berbahaya bila diketahui orang lain).

Aku menyukai dunia internet dimana terdapat berbagai informasi yang bisa kita dapatkan dan bisa kita sampaikan. Aku belajar dari internet, ilmu pengetahuan, budaya dan banyak hal lain yang bisa kupelajari. Aku mengetahui dunia luar, melihat tempat-tempat yang belum pernah kupijak di internet. Aku bisa berinteraksi dengan orang lain, bercakap-cakap, saling menyapa dan saling berbagi cerita di internet. Dari berbagai hal yang kuminati di dunia maya ini mungkin yang paling kusukai adalah membuat blog dan website. Aku sudah membuat setidaknya tujuh blog dan dua website, yang kukelola sendiri maupun dikelola bersama sahabat-sahabatku. Tapi tak satupun blog yang kukelola sendiri berhasil dan terus berlanjut sampai saat ini dengan satu alasan : tidak konsisten. Meski awalnya sangat bersemangat, tapi pada akhirnya aku tidak bisa konsisten mengelola blog-blogku.

Begitu juga blog ini, neversleepatnight.blogspot.com yang kubuat sekitar dua tahun lalu. Awalnya blog ini kubuat untuk menuliskan kisah perjalananku ketika aku tidak bisa tertidur setiap malam. Ya, dua tahun lalu selama satu tahun penuh aku menderita, er, kalau orang bilang, “insomnia”. Setiap hari, aku baru bisa tidur setelah shubuh dan baru terbangun sekitar jam 12 siang sampai jam 5 sore. Itulah kenapa aku mendapatkan julukan “kelelawar”, terjaga di malam hari dan tertidur di malam hari. Tapi akhirnya aku membatalkan niatku untuk menuliskan semua hal-hal yang kualami ketika mendapatkan pengalaman “insomnia” itu dan membiarkan blog ini mati sampai hari ini ketika menyadari aku perlu menulis lagi.

Aku perlu menulis lagi, tentu saja menulis di blog, tapi bukan seperti blog-blogku selama ini. Aku ingin menulis di blog semauku, bukan karena ingin dilihat orang lain, bukan karena ingin dikunjungi orang lain, tapi karena aku ingin menulis. Aku ingin menulis hal-hal yang selama ini ada dalam pikiranku tanpa takut terlihat buruk, lemah, jelek, tidak menarik dan lain-lain. Ketika kepalaku terasa akan meledak karena banyak sekali hal yang kupikirkan, dari masalah super berat sampai hal yang menyenangkan, dan tak ada satupun orang yang bisa kupercaya dan mau mendengarkan semua hal itu, maka jalan satu-satunya untuk menyalurkan semua itu hanya dengan menulis. Akan lebih puas jika aku menulis di dunia yang sangat kusukai, internet.

Jadi begitulah aku menghidupkan kembali blog yang belum sempat kugunakan ini. Dulu aku ingin menuliskan hal yang “serius”, dengan gaya yang gelap dan indah sekaligus menakutkan disini. Tapi kali ini aku hanya akan menuliskan hal-hal yang sedang kupikirkan dan “SEMAUKU”. Aku tidak peduli ada atau tidak ada orang yang membaca postingan di blog ini, -walaupun jika ada yang membaca tulisanku dan mau berbagi pikiran denganku, aku akan sangat senang, apapun itu- karena aku hanya ingin menulis.



Tuhan.. Engkau yang menenggelamkan matahari di waktu malam, yang menaungiku dengan langit malam tempat singgahnya para bintang dan bulan,, jadikanlah hamba manusia yang lebih baik setiap kali menulis di tempat ini, agar malam-malam yang kulalui menjadi lebih berarti.