Aku, Sang Kelelawar dan Tak Pernah Terlelap di Malam Hari


Neversleepatnight.blogspot.com
Night Two



AKU, SANG KELELAWAR LIAR DAN TAK PERNAH TERLELAP DI MALAM HARI


Suatu malam aku terbangun dan mendapati diriku di tengah jalan yang gelap. Bisikan angin malam yang membawakan pesan kesunyian menunggu jawaban pertanyaan dalam hati, “dimanakah aku?” Ku langkahkan kaki dan kupandang langit malam yang menyembunyikan para penghuninya, tak ada apapun.


Ini adalah kali kedua aku menulis sejak blog ini “bangkit dari kubur”. Ah, mungkin aku sudah pernah memperkenalkan diri, namaku Hishigi Ryuuji. Kau boleh memanggilku Ryuuji jika kau mau. Terserah, toh itu bukan namaku yang sesungguhnya. Bahkan kau boleh memanggilku “The Bat”, “The Dark Knight”, “The Dark Angel” atau bahkan “The President”, ahaha, maaf, itu cuma lelucon. Panggil saja aku “Ryuuji”, bukan “kampret” atau “kelelawar”.

Berbicara mengenai “Kelelawar” yang seakan-akan menjadi maskot blog ini, akan kuceritakan secara singkat mengenai kehidupanku dua tahun lalu dimana aku tak pernah bisa tidur di malam hari. Itu dimulai 3 bulan setelah aku masuk universitas. Wuuusshhh. Dan adegan flashback pun dimulai. Kekeke..

Aku tak tahu pasti awal masa sulit itu. Tapi seingatku hal itu dimulai ketika teman-teman satu kostku mulai menjadi penggemar berat film horror. Setiap malam kami –para mahasiswa yang malas belajar- mengadakan acara nonton bareng film horror di ruangan bersama, tempat yang disediakan khusus untuk ngumpul-ngumpul. Awalnya biasa saja, karena memang aku tak pernah lagi takut akan hal-hal seperti itu, tetapi entah kenapa setelah sekian minggu film-film itu terasa semakin horror saja. Apalagi saat kami menonton beberapa film sekaligus dari jam 10 malam sampai sekitar jam 2 pagi yang diakhiri dengan film Thailand berjudul “Phobia 4”. Aku tak tidur sampai jam 6 pagi. Hari berikutnya aku tak lagi mengikuti acara nonton bareng itu. Seminggu berikutnya, tak tahu mengapa aku tak bisa tidur dan merasa gelisah. Bukan karena ketakutan, bukan karena terlalu banyak minum kopi dan lain-lain, hanya gelisah. Sampai minggu berikutnya aku selalu mimpi buruk ketika aku berhasil tidur malam. Beberapa minggu kemudian aku malah seperti dihantui, dari bayangan sosok yang tak jelas sampai sosok mummi yang kulihat di film Phobia 4, walaupun aku sangat yakin itu hanya halusinasiku saja. Halusinasiku semakin menjadi-jadi, kali ini bukan hanya saja hantu, tapi hal-hal lain yang tak mungkin aku dapati di kamarku, seperti batu yang terlempar dari arah luar kamar, guncangan keras seperti gempa, bisikan-bisikan yang tak jelas dan tiba-tiba berada di tampat yang tak dikenal. Seperti mimpi, tapi dengan mata terbuka. Sampai saat kegelisahanku mencapai puncaknya, aku memutuskan untuk tak pernah mencoba tidur di malam hari. Aku selalu keluar dari kamar pada jam-jam malam dimana sebagian besar orang tengah terlelap. Dari mulai pergi ke warnet, main game, berkeliling kota, berkunjung ke tempat-tempat yang hanya buka pada malam hari, berbincang-bincang dengan orang tak dikenal, makan di tengah malam hingga semua aktivitas yang biasa kulakukan di siang hari, kulakukan pada malam hari. Setiap kali mencoba untuk tidur, aku selalu gelisah dan halusinasiku pun muncul.

Beraktivitas di malam hari dan tertidur dari siang hari membuat beberapa kegiatanku berantakan, terutama kuliah. Saat matahari terbit dimana orang-orang terbangun untuk mulai beraktivitas, aku malah tertidur dan baru terbangun sekitar jam 12 siang sampai jam 6 petang. Aku seperti terasing dari pergaulan siang hari dan menemukan kehidupan baru di malam hari. Kuliahku pada semester pertama dan semester kedua pun hancur dan tak tertolong. Dalam keadaan depresi karena tak kunjung berubah, aku berpikir agar kehidupan malamku berarti. Karena menjadi pahlawan malam seperti Batman jelas mustahil, aku melakukan hal-hal lain seperti mencoba mengerti masalah kehidupan orang lain melalui bincang-bincang atau chatting dan membantu memberikan solusi, bekerja part-time di warnet pada malam hari, hingga mempelajari hal-hal lain yang hanya bisa kulakukan di malam hari. Aku juga mulai merintis berbagai blog, salah satunya blog ini yang pada awalnya akan kuiisi dengan perjalananku di malam hari sehingga nantinya mungkin bisa kususun menjadi sebuah buku seperti novel. Walaupun hal itu kubatalkan karena terasa sulit untuk menulis dengan gaya bahasa yang kurencanakan akan kugunakan.

Well, pada akhirnya aku sembuh dari penyakit-tak-pernah-tidur-malam-ku ini setelah aku mulai dengan pendekatan secara religius di bulan Ramadhan, sehingga kelelawar liar itu menjalani malam yang penuh ibadah. Aku juga pindah dari kost lamaku dan mengontrak sebuah rumah bersama teman-teman baruku. Prestasi kuliahku pun naik dua kali lipat. Kehidupanku menjadi lebih tenang dan religius sampai masalah besar lain datang.

Aku tak berniat mengulangi masa kehidupan malamku -walaupun kini mulai susah tidur malam lagi, tapi tak separah dulu dan bukan karena rasa gelisah yang dasyhat-. Andai Kelelawar itu kembali, kuharap ia tak liar lagi. Hanya saja aku pernah berpikir andai saja bisa tidur sangat sebentar di malam hari tanpa menganggu aktivitas di siang hari, mungkin aku bisa melakukan banyak hal dalam satu hari. Well, sementara ini aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal pada diriku yang dua tahun lalu. Sayonara, Kelelawar Liar!


Tak ada pun, kecuali bintang redup di ufuk barat yang kemudian bergerak dengan cepat dan terjatuh sangat keras di tengah jalan dan menerangi jalan yang hancur itu. Hingga aku sadar, ini hanyalah mimpi. Aku harus bangun, aku harus bangun... Dan cahaya itupun membimbingku pergi untuk melihat langit-langit kamarku kembali..

0 komentar:

Posting Komentar