Kamis, 17 Mei 2012 |
0
komentar
Neversleepatnight.blogspot.com
Night Two
AKU,
SANG KELELAWAR LIAR DAN TAK PERNAH TERLELAP DI MALAM HARI
Suatu malam aku terbangun dan mendapati diriku di tengah jalan yang gelap. Bisikan angin malam yang membawakan pesan kesunyian menunggu jawaban pertanyaan dalam hati, “dimanakah aku?” Ku langkahkan kaki dan kupandang langit malam yang menyembunyikan para penghuninya, tak ada apapun.
Ini adalah kali kedua aku menulis
sejak blog ini “bangkit dari kubur”. Ah, mungkin aku sudah pernah
memperkenalkan diri, namaku Hishigi Ryuuji. Kau boleh memanggilku Ryuuji jika
kau mau. Terserah, toh itu bukan namaku yang sesungguhnya. Bahkan kau boleh
memanggilku “The Bat”, “The Dark Knight”, “The Dark Angel” atau bahkan “The
President”, ahaha, maaf, itu cuma lelucon. Panggil saja aku “Ryuuji”, bukan
“kampret” atau “kelelawar”.
Berbicara mengenai “Kelelawar” yang
seakan-akan menjadi maskot blog ini, akan kuceritakan secara singkat mengenai
kehidupanku dua tahun lalu dimana aku tak pernah bisa tidur di malam hari. Itu dimulai
3 bulan setelah aku masuk universitas. Wuuusshhh. Dan adegan flashback pun
dimulai. Kekeke..
Aku tak tahu pasti awal masa sulit
itu. Tapi seingatku hal itu dimulai ketika teman-teman satu kostku mulai
menjadi penggemar berat film horror. Setiap malam kami –para mahasiswa yang
malas belajar- mengadakan acara nonton bareng film horror di ruangan bersama,
tempat yang disediakan khusus untuk ngumpul-ngumpul. Awalnya biasa saja, karena
memang aku tak pernah lagi takut akan hal-hal seperti itu, tetapi entah kenapa
setelah sekian minggu film-film itu terasa semakin horror saja. Apalagi saat
kami menonton beberapa film sekaligus dari jam 10 malam sampai sekitar jam 2
pagi yang diakhiri dengan film Thailand berjudul “Phobia 4”. Aku tak tidur
sampai jam 6 pagi. Hari berikutnya aku tak lagi mengikuti acara nonton bareng
itu. Seminggu berikutnya, tak tahu mengapa aku tak bisa tidur dan merasa
gelisah. Bukan karena ketakutan, bukan karena terlalu banyak minum kopi dan
lain-lain, hanya gelisah. Sampai minggu berikutnya aku selalu mimpi buruk
ketika aku berhasil tidur malam. Beberapa minggu kemudian aku malah seperti
dihantui, dari bayangan sosok yang tak jelas sampai sosok mummi yang kulihat di
film Phobia 4, walaupun aku sangat yakin itu hanya halusinasiku saja.
Halusinasiku semakin menjadi-jadi, kali ini bukan hanya saja hantu, tapi
hal-hal lain yang tak mungkin aku dapati di kamarku, seperti batu yang
terlempar dari arah luar kamar, guncangan keras seperti gempa, bisikan-bisikan
yang tak jelas dan tiba-tiba berada di tampat yang tak dikenal. Seperti mimpi,
tapi dengan mata terbuka. Sampai saat kegelisahanku mencapai puncaknya, aku
memutuskan untuk tak pernah mencoba tidur di malam hari. Aku selalu keluar dari
kamar pada jam-jam malam dimana sebagian besar orang tengah terlelap. Dari
mulai pergi ke warnet, main game, berkeliling kota, berkunjung ke tempat-tempat
yang hanya buka pada malam hari, berbincang-bincang dengan orang tak dikenal,
makan di tengah malam hingga semua aktivitas yang biasa kulakukan di siang
hari, kulakukan pada malam hari. Setiap kali mencoba untuk tidur, aku selalu
gelisah dan halusinasiku pun muncul.
Beraktivitas di malam hari dan
tertidur dari siang hari membuat beberapa kegiatanku berantakan, terutama
kuliah. Saat matahari terbit dimana orang-orang terbangun untuk mulai
beraktivitas, aku malah tertidur dan baru terbangun sekitar jam 12 siang sampai
jam 6 petang. Aku seperti terasing dari pergaulan siang hari dan menemukan
kehidupan baru di malam hari. Kuliahku pada semester pertama dan semester kedua
pun hancur dan tak tertolong. Dalam keadaan depresi karena tak kunjung berubah,
aku berpikir agar kehidupan malamku berarti. Karena menjadi pahlawan malam
seperti Batman jelas mustahil, aku melakukan hal-hal lain seperti mencoba
mengerti masalah kehidupan orang lain melalui bincang-bincang atau chatting dan
membantu memberikan solusi, bekerja part-time di warnet pada malam hari, hingga
mempelajari hal-hal lain yang hanya bisa kulakukan di malam hari. Aku juga
mulai merintis berbagai blog, salah satunya blog ini yang pada awalnya akan
kuiisi dengan perjalananku di malam hari sehingga nantinya mungkin bisa kususun
menjadi sebuah buku seperti novel. Walaupun hal itu kubatalkan karena terasa
sulit untuk menulis dengan gaya bahasa yang kurencanakan akan kugunakan.
Well, pada akhirnya aku sembuh dari
penyakit-tak-pernah-tidur-malam-ku ini setelah aku mulai dengan pendekatan
secara religius di bulan Ramadhan, sehingga kelelawar liar itu menjalani malam
yang penuh ibadah. Aku juga pindah dari kost lamaku dan mengontrak sebuah rumah
bersama teman-teman baruku. Prestasi kuliahku pun naik dua kali lipat. Kehidupanku
menjadi lebih tenang dan religius sampai masalah besar lain datang.
Aku tak berniat mengulangi masa
kehidupan malamku -walaupun kini mulai susah tidur malam lagi, tapi tak separah
dulu dan bukan karena rasa gelisah yang dasyhat-. Andai Kelelawar itu kembali,
kuharap ia tak liar lagi. Hanya saja aku pernah berpikir andai saja bisa tidur
sangat sebentar di malam hari tanpa menganggu aktivitas di siang hari, mungkin
aku bisa melakukan banyak hal dalam satu hari. Well, sementara ini aku hanya
ingin mengucapkan selamat tinggal pada diriku yang dua tahun lalu. Sayonara,
Kelelawar Liar!
Tak ada pun, kecuali bintang redup di ufuk barat yang kemudian bergerak dengan cepat dan terjatuh sangat keras di tengah jalan dan menerangi jalan yang hancur itu. Hingga aku sadar, ini hanyalah mimpi. Aku harus bangun, aku harus bangun... Dan cahaya itupun membimbingku pergi untuk melihat langit-langit kamarku kembali..
Label:
The Story of Night
0 komentar:
Posting Komentar